Pola BDR Pada Lingkup Pendidikan Prasekolah

0 9

TK Negeri Pembina 2 Kota Pangkalpinang dipilih penulis menjadi sampel untuk mengetahui penerapan pola BDR pada lingkup pendidikan prasekolah karena merupakan satu dari tujuh lembaga pendidikan prasekolah yang ada di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sistem pembelajaran yang dilaksanakan TK Negeri Pembina 2 Kota Pangkalpinang menggunakan kurikulum 2013 (K13) yang umum pula diterapkan pada lembaga pendidikan prasekolah lainnya di Indonesia. Sehingga dianggap representatif untuk mengetahui penerapan pola BDR khususnya pada lingkup pendidikan prasekolah.

Guru TK Negeri Pembina 2 Kota Pangkalpinang Kalsumi mengatakan, di masa pandemi COVID-19 TK Negeri Pembina 2 membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2020/2021. Mulai 13 Juli 2020, TK Negeri Pembina 2 melaksanakan metode BDR yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM). Idealnya, RPPM ini berjumlah 17 tema pada 17 minggu di satu semester.

Hingga sampai saat ini, belum ada rencana dari pihak sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. “Untuk tahun ajaran 2020/2021 pembelajaran dilaksanakan dengan metode Belajar Dari Rumah atau BDR.

Sebagai informasi kami juga ingin menyampaikan bahwa BDR telah diterapkan sejak akhir Maret lalu pada tahun ajaran 2019/ 2020 tepatnya di semester kedua dengan berpedoman pada peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” ujarnya.

BDR dilakukan dengan metode pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring). Wali murid dihimpun dalam satu WhatsApp Group (WAG) yang dibuat pihak sekolah. WAG menjadi sarana infomasi dan komunikasi bagi guru dengan wali murid.

Guru memberikan arahan kepada wali murid untuk memandu dan mendampingi para siswa mengerjakan berbagai tugas. Tugas yang telah dikerjakan kemudian dilaporkan kepada bapak/ibu guru dengan tenggat waktu yang fleksibel.

“Memang ada macam-macam aplikasi yang bisa digunakan untuk komunikasi dengan wali murid, pihak sekolah mendiskusikan hal ini di awal sebelum pembelajaran dimulai. Sudah dipertimbangkan dari pilihan yang ada seperti antara aplikasi Zoom Meeting atau WAG, hasil keputusan bersama yang dipilih adalah WAG,” tutur Kalsumi.

Selanjutnya pemberian penilaian dari guru kepada para siswa berdasarkan hasil pengamatan guru atas tugas yang dikumpulkan.Tugas tersebut diwujudkan dalam bentuk foto atau video rekaman siswa saat mengerjakan tugas. Penilaian yang diberikan guru untuk tingkat pendidikan prasekolah disampaikan melalui narasi yang mendeskripsikan capaian kemampuan masing-masing siswa.

Menurut Kepala Sekolah TK Negeri Pembina 2 Kota Pangkalpinang Siti Maryam, dinamika pola BDR berjalan cukup dinamis. Bertujuan mengingatkan wali murid untuk melaporkan tugas anak-anak mereka, guru membuat daftar pengumpulan tugas yang dibagikan di WAG.

Dengan cara ini, wali murid memberikan tanggapan dan penjelasan kepada guru mengenai alasan keterlambatan mengumpulkan tugas anak mereka. “Biasanya guru membuat daftar pengumpulan tugas, sehingga ada tanggapan dari wali murid yang belum setor tugas. Apakah karena alasan anaknya sakit atau hal lainnya. Jadi sekolah tahu kondisi kesehatan siswa”, terangnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.